Bismillahirrahmanirrahim.
****
It was a Tuesday night, no actually it was Wednesday already, because the clock hanging on the wall in the metro station was pointing half past midnight.There was about a dozen people eagerly waiting for the last train of the day to arrive, and i was one of them.Indeed i was very sleepy, but with my earphones stuck inside my ears, the music ringing from them kept me wide awake, and thinking.
I honestly enjoy this moment every week, the journey back to my cowsy bedroom in the middle of the night.It gives me plenty of time to think back and embed all the beautiful pointings i've just earned from the past hours.I would like to share one of them today, if i may please.
****
Hari itu, hari penentu hidup matinya agama.Agama disampaikan utusan terakhir ilahi.Kekalahan pada hari itu, terkuburlah agama pembawa cahaya ini, tertimbuslah jiwa-jiwa kekosongan hingga ke hari qiamat.Hari di mana utusan ilahi sendiri keluar berbaju besi dan menyebut firman Allah,
سَيُهْزَمُ الْجَمْعُ وَيُوَلُّونَ الدُّبُرَ
" Kumpulan mereka yang bersatu itu tetap akan dikalahkan dan mereka pula akan berpaling lari" (Al-Qamar : 45)
Abdul Rahman Bin Auf sedang gagah menghayun pedang ke arah musuh-musuh Islam.Tiba-tiba dirasakan bajunya ditarik dari bawah.Abdul Rahman Bin Auf memandang ke bawah dan dilihatnya 2 tubuh kecil lingkungan 12 tahun di kiri dan kanannya.Terkesima sebentar," Pak Cik, tunjukkan saya mana dia Abu Jahal", bertanya salah seorang diam-diam supaya tidak didengari rakannya seorang lagi.
"Anakku! apa yang kamu hendak buat dengannya?"
"Saya mendapat tahu yang ianya selalu memaki Rasulullah"
Sekali lagi baju Abdul Rahman Bin Auf ditarik dari bawah, si kecil seorang lagi bertanya, "Pak Cik, tunjukkan saya mana dia Abu Jahal." Abdul Rahman Bin Auf memandang ke tengah-tengah medan pertempuran."Kamu tengok tak?Itu dia orang yang kamu bertanyakan tadi".Sambil menunjukkan jarinya ke arah Abu Jahal.
Kedua-dua mereka segera menerkam Abu Jahal dan menumbangkannya.Bergegas mereka menemui Rasulullah menceritakan.Rasulullah bertanya pada mereka berdua,
"Siapa di antara kamu yang membunuhnya?".
"Saya ya Rasulullah!", jawab keduanya serentak.
"Kamu sudah mengesat pedang kamu?".
"Belum"
"Ya, kedua-dua kamulah yang membunuhnya", baginda menjawab setelah melihat pedang mereka.
Muaz Bin Amru Bin Al-Jumahi & Muawwiz Bin Afra'.Ini kisah mereka di hari Badar.Kisah usia kecil mereka diukir dalam buku sejarah islam.
****
A truely beautiful story.Ustaz Amru Khalid used the word "fatayaan" to describe them, while Dr Muhammad Ali Solabi preferred using the word "ghulamain".Both giving the meaning two boys or two youngsters.Such tender in age, yet so much spirit and hammasah in their souls.Subhanallah.
When i was in the train that night, i compared myself with them.And i found myself way way behind them in every single aspect.They were between 10 to 13 years of age, and i'm about 10 years older than them!If i was even given a part of their spirit and belief, i would be satisfied ever after.But Allah reminded me,
وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
"Dan janganlah kamu merasa lemah, dan janganlah kamu berdukacita, padahal kamulah orang-orang yang tertinggi jika kamu orang-orang yang beriman" (Ali-Imran : 139)
Thank you Allah.
Rujukan :
- "Ala Khutol Habib".Amru Khalid.
- "Seerah Nabawiyah".Dr Muhammad Ali Solabi.
- "Al-Raheeq Al-Makhtum".Al-Mubarakpuri.